Wednesday, November 2, 2011

Banjir dan Paradigma yang Salah

Sedari kecil kita selalu dinasehati oleh orang tua kita 'jangan membuang sampah sembarangan, nanti bisa menyebaban banji!'. Dan itu kemudian kita turunkan kepada anak dan cucu kita. Tapi sebenarnya apakah demikian? Gara-gara membuang sampah sembarangan dapat menyebabkan banjir?

Coba sekarang kita bayangkan bersama, bagaimana seandainya seluruh saluran antara Puncak -Bogor-Jakarta berjalan lancar, tanpa hambatan. Kemudian terjadi hujan yang sangat lebat di kawasan Puncak dan Bogor. Saya pribadi sangat yakin akan terjadi banyak korban di wilayah jakarta. Nah, sekarang bagaimana jika sepanjang Puncak-jakarta, banyak saluran tersumbat, baik oleh sampah maupun material lainnya. Air mungkin akan tertahan dan menyebabkan banjir di wilayah setempat, tapi air yang terhambat tersebut menyebabkan air bah yang tumpah ke jakartapun menjadi lambat.

Jadi sebetulnya ada sampah atau tidak, jika debit air yang jatuh ke bumi sangat banyak, maka akan menyebabkan banjir.

Sayangnya paradigma yang salah inilah yang tertanam ddi benak kita, orang tua kita dan anak cucu kita. Dan kita tidak pernah mencoba untu merubahnya.


Dengan meleburnya es yang ada di kutub utara dan selatan (sebagai efek dari pemanasan global), para ahli sudah memperkirakan akan terjadinya berbagai bencana, seperti iklim yang tidak menentu, hasil panen yang menurun dan banjir yang lebih besar dan terjadi di mana-mana.

Sepertinya manusia tidak akan kuasa menahannya. Namun kita bisa mengurangi dan mencegahnya, misalnya dengan tidak menebang pohon sembarangan, menggiatkan menanam pohon, tidak menyemen habis halaman rumah, justr kalau bisa membuat banya lobang bioporispan class="fullpost"> Baca selengkapnya